1. Teori Asal-Usul Kehidupan di Bumi
· Teori
Kosmozoa
Arrhenius (191 I) menyatakan bahwa kehidupan pertama dimulai
dari spora-spora kehidupan yang bersarna-sama dengan partikel debu alam
disebarkan dari satu tempat ke tempat lain, di bawah pengaruh sinar matahari.
Tetapi teori ini tidak memperhitungkan adanya temperature yang begitu dingin
dan juga sangat panas dan sinar -sinar yang mematikan yang terdapat di angkasa
luar, seperti sinar kosmis, sinar ultra violet dan sinar infra merah.
Teori ini berdasarkan dua asumsi bahwa:
1. Benda hidup itu ada atau telah ada
disuatu tempat dalam alam semesta ini
2. Hidup itu dapat dipertahankan selama
perjalanan antar benda angkasa ke bumi.
· Teori
Pfluger
Teori ini menyatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi
yang sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen
terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang
sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang
akan menjadi makhluk hidup.
· Teori
Moore
Teori ini menyatakan bahwa makhluk
hidup dapat muncul dari kondisi ysng cocok dari bahan anorganik pada saat bumi
mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang
labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah hidup.
· Teori
Allen
Teori ini menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis bumi ini
seperti’ keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang
dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan
pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon,
hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka bumi akan membentuk
zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
· Teori
Transendental
Teori ini merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup
itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan
sains.
· Teori
Biologi Modern
Pada prinsipnya
teori beranggapan bahwa kehidupan berasal dari atmosfer. Beberapa ilmuwan yang
mengemukakan teori ini adalah sebagai berikut:
1. A.I.
Oparin (Rusia)
Oparin
berpendapat bahwa di atmosfer terkandung uap air (H2O), metana (CH4),
amonia (NH3), hidrogen (H2), nitrogen (N3),
dan sianogen (CNO). Uap air di atmosfer lama-kelamaan mengembun dan mengumpul
di atmosfer sehingga menjadi berat dan jatuh ke bumi sebagai hujan lebat yang
disetai halilintar. Pada waktu hujan lebat, senyawa-senyawa gas yang ada di
atmosfer banyak yang larut dan bereaksi di dalam air hujan membentuk senyawa
organik sederhana (penyusun kehidupan) yang ikut jatuh ke bumi.
2. Harold
Urey (Amerika)
Pada
masa bumi awal, atmosfer purba mengandung gas hidrogen (H2),
amonia (NH3), metana (CH4), dan uap air (H2O).
Gas-gas tersebut dengan bantuan energi yang berasal dari loncatan listrik
ketika ada hililintar, radiasi sinar kosmik, dan agen lainnya, bereaksi satu
dengan lainnya membentuk senyawa organik sederhana. Senyawa organik ini
diperkirakan berkembang lebih lanjut menjadi organisme.
3. Stanley
Miller (Amerika)
Miller
adalah murid Urey yang menguji teori Urey dengan percobaan tabung saluran yang
diisi ua air, metana, amonia, dan hidrogen yang kemudian dialiri listrik
bertegangan tinggi. Setelah seminggu Miller menampung zat yang terbentuk,
ternyata zat tersebut adalah asam amino. Asam amino merupakan bahan penyusun
protein pembentuk protoplasma sebagai dasar kehidupan.
2. Teori Abiogenesis dan Biogenesis
a.
Teori
Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Teori yang dikemukakan Aristoteles
ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari benda tak hidup yang
berlangsung secara spontan (generatio spontanea). Misalnya cacing dari
tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh banyak orang
selama beberapa abad.
Aristoteles (384-322 SM), adalah
seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Sebenarnya dia
mengetahui bahwa telur-telur ikan yang menetas akan menjadi ikan yang sifatnya
sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari
induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang
berasal dari Lumpur.
Menurut penganut paham abiogenesis,
makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara spontan. Itu sebabnya, teori
abiogenesis ini disebut juga generation spontanea. Bila pengertian
abiogenesis dan generation spontanea digabung, maka konsepnya menjadi: makhluk
hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak hidup yang
terjadinya secara spontan (sebenarnya ini adalah dua teori yang berbeda, tetapi
orang sudah kadung salah kaprah).
Paham abiogenesis bertahan cukup
lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (ratusan tahun sebelum Masehi) hingga
pertengahan abad ke-17, dimana Antonie Van Leeuwenhoek menemukan
mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati makhluk-makhluk aneh
yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para
pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini
seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang abiogenesis. Hasil pengamatan
Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi judul “Living in
a drop of water“. Tokoh lain pendukung teori ini adalah John Needham.
Walaupun bertahan beratus-ratus
tahun, teori Abiogenesis akhirnya goyah dengan adanya penelitian tokoh-tokoh
yang tidak puas dengan paham Abiogenesis. Tokoh-tokoh ini antara lain:
Francesco Redi (Italia, 1626 – 1697), Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729 –
1799), dan Louis Pasteur (Perancis, 1822 – 1895).
b.
Teori Biogenesis
Teori ini bertentangan dengan teori
abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal pendukung teori ini adalah
Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
1)
Francesco
Redi
Redi merupakan orang pertama yang
melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis. Dia melakukan percobaan
dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam labu dan diberi
perlakuan tertentu.
· Labu I :
diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
· Labu II : diisi
daging segar dan ditutup dengan kain kasa
· Labu III : diisi daging
segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan di tempat
yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai berikut:
· Labu I :
dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
· Labu II :
dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
· Labu III : dagingnya
tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut Redi belatung yang terdapat
pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak terdapat belatung
karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Sayangnya, meskipun
tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung. Ini disebabkan
karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada disain percobaannya.
2)
Lazzaro
Spallanzani
Spallanzani juga melakukan percobaan
untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan bahan kaldu. Disainnya
sebagai berikut:
· Labu I : diisi kaldu
lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
· Labu II : diisi kaldu, lalu
ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian dipanaskan
Setelah dingin kedua labu diletakkan
di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian hasilnya sebagai berikut.
· Labu I : berubah busuk
dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
· Labu II : tetap jernih, tidak
mengandung mikroba
Menurut Spallanzani mikroba yang
tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari mikroba yang beraada di
udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain Spallanzani karena
menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya hidup (elan
vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya
makhluk hidup (mikroba).
3)
Louise
Pasteur
Pasteur menyempurnakan percobaan
Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu yang disumbat
dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher
angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan beberapa hari
kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak ditemukan mikroba.
Disain pipa yang berbentuk leher
angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara, tetapi ternyata
tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur, mikroorganisme yang
tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat
oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa
sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata
beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur telah
membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar. Muncullah ungkapan :
“ omne vivum ex ovo, omne ovum ex
vivo, omne vivum ex vivo”
Yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur
berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar