Pengertian alam semesta
mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos, mikrokosmos adalah benda-benda
yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, electron, sel amuba.
Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang sangat besar, misalnya bintang,
galaksi, planet.
Ada banyak teori
tentang asal usul tata surya telah dikemukakan para ahli, diantaranya adalah
sebagai berikut ini :
a.
Teori
Nebula
Teori nebula pertama
kali dikemukakan oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun 1775. Kemudian teori
ini disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796. Oleh karena
itu, teori ini lebih dikenal dengan teori nebula Kant-Laplace. Pada tahap awal
tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu,es,dan gas
yang disebut Nebula. Unsur gas sebagian besar berupa hidrogen. Karena gaya
gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut dan berputar dengan arah
tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang raksasa
yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan perputarannya
semakin cepat. Selanjutnya cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling
matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan
penurunan suhunya dan membentuk planet dalam. Dengan cara yang sama, planet
luar juga terbentuk.
b.
Teori
Planetisimal
Teori planetisimal
pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada
tahun 1900. Menurut teori ini, proses pembentukan tata surya dimulai ketika
sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan sangat cepat dan dekat sekali
dengan matahari. Daya tarik yang besar dari bintang menyebabkan massa gas
terlempar dari matahari dan mulai mengorbit. Ketika massa gas menjadi dingin,
bentuknya berubah menjadi cairan kemudian memadat dan menjadi planet termasuk
bumi.
c.
Teori
Pasang Surut Bintang
Teori pasang surut
bintang pertama kali dikemukakan oleh Sir James Jean dan Herold Jaffries pada
tahun 1918. Mereka berpendapat bahwa planet itu langsung terbentuk dari massa
gas asli yang di tarik dari matahari oleh bintang yang lewat. Peristiwa itu
terjadi ketika matahari nyaris bersinggungan dengan sebuah bintang.
d.
Teori
Bintang Kembar (Awan Debu)
Teori bintang kembar
awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle dan Hannes Alven (1915-2001) pada tahun
1956. Mereka mengemukakan bahwa pada mulanya matahari berputar cepat dengan
piringan gas di sekelilingnya. Debu dan gas yang berputar berkumpul jadi satu.
Partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat, dan kemudian menjadi
planet. Berbagai gas yang terdapat di tengah awan berkembang menjadi matahari.
e.
Teori
Kondensasi (Kuiper)
Teori kondensasi
mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama Gerard P. Kuiper
(1905-1973) pada tahun 1950. Teori kondensasi menjelaskan bahwa tata surya
terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
Teori Big Bang (Ledakan Besar)
Big Bang merupakan
salah satu teori tentang awal pembentukan jagat raya. Teori ini menyatakan
bahwa dahulu kala galaksi-galaksi pernah saling berdekatan dan berasal dari
massa tunggal, kemudian dalam keadaan massa tunggal jagat raya menyimpan suhu
dan energi sangat besar. Besarnya energi dan tingginya suhu tersebut
menimbulkan ledakan besar yang menghancurkan massa tunggal sehingga terpisah
menjadi serpihan-serpihan sebagai awal jagat raya.
f.
Teori
Keadaan Tetap
Teori ini dipelopori
oleh Fred Hoyle, Herman Bondi dan Thomas Gold. Teori ini menyatakan bahwa alam
semesta ini dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Teori ini ditunjang oleh
kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi
lama. Dengan demikian, teori ini secara ringkas mengatakan bahwa tiap-tiap
galaksi terbentuk , tumbuh, menjadi tua, dan akhirnya mati. Jadi, teori ini
beranggapan bahwa alam semesta tidak terhingga besarnya dan tidak terhingga
tuanya.
g.
Teori Fowler
Galaksi berawal dari suatu kabut gas pijar dengan massa yang sangat
besar. Kabut ini kemudian mengadakan kontraksi dan kondensasi sambil terus
berputar pada sumbunya. Ada massa yang tertinggal, yakni pada bagian luar dari
kabut pijar tadi. Massa itu juga mengadakan kontraksi dan kondensasi maka
terbentuklah gumpalan gas pijar yaitu bintang-bintang. Bagi yang bermassa besar
masih berupa kabut bintang. Dengan cara yang sama, bagian luar bintang yang
tertinggal juga mengadakan kondensasi sehingga terbentuklah planet. Demikian
juga bagian planet membentuk satelit bulan.
2. Anggota
Sistem Tata Surya
a.
Matahari / Bintang
Matahari adalah bintang
induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi.
Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa
mendukung kesinambungan fusi nuklir dan
menyemburkan sejumlah energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke
luar angkasa dalam bentuk radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.
Matahari
dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe GV) yang berukuran tengahan,
tetapi nama ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan
bintang-bintang yang ada di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup
besar dan cemerlang
b.
Planet
Kata planet
berasal dari bahasa Yunani yaitu planetai, yang berarti pengembara. Hal ini
disebabkan kedudukan planet terhadap bintang tidaklah tetap. Planet adalah
benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya sendiri, berbentuk bulatan, dan
beredar mengelilingi bintang (Matahari). Sebagian besar planet mempunyai
pengiring atau pengikut yang disebut Satelit yang beredar mengelilingi planet.
Planet-planet dalam Tata Surya berbeda-beda dalam
ukuran dan komposisi, terdiri:
Kelompok Planet Dalam: planet-planet yang
dekat dengan matahari, ukuran relatif kecil, solid, rocky, massa jenis besar (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars)
Kelompok Planet Luar: planet-planet yang jauh
dari matahari, gas planets, terbentuk
sebagian besar oleh H dan He (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet
terluar, Pluto, berukuran kecil dan terdiri dari es)
Ada
beberapa hal yang menjadi syarat bahwa benda langit merupakan sebuah planet
diantaranya :
a. Orbit
plaet tersebut mengelilingi matahari.
b. Memiliki
massa yang cukup atau lebih besar dari 1020 kg agar dapat menghasilkan
gravitasi sendiri, dengan bentuknya mendekati bulat.
c. Orbitnya
tidak memotong orbit planet lain. Planet - planet tersebut adalah Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
c.
Komet
Komet adalah badan Tata
Surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil. Badan-badan
ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umum perihelion-nya
terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya
lebih jauh dari Pluto.
Saat sebuah komet memasuki Tata Surya bagian dalam, dekatnya jarak dari
Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang
menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dengan
mata telanjang.
Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit
kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit
yang berlangsung ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper,
sedangkan komet berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort.
Banyak kelompok komet, seperti Kreutz Sungrazers,
terbentuk dari pecahan sebuah induk tunggal. Sebagian komet berorbit hiperbolik
mungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara
pasti sangatlah sulit. Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis karena
panas Matahari sering dikategorikan sebagai asteroid.
d.
Asteroid
Asteroid
adalah benda angkasa yang berupa pecahan kecil-kecil dan bergerak mengelilingi
matahari. Pecahan kecil-kecil itu berupa batu dengan bentuk yang tidak
beraturan. Asteroid disebut juga planet kecil atau planetoid. Ahli astronomi
memperkirakan ada jutaan asteroid di angkasa. Dari data yang ada, diperkirakan
asteroid dengan diameter lebih dari 1 km berjumlah total antara 1,1 hingga 1,9
juta.
Asteroid
menciptakan bidang orbit yang sangat luas. Orbitnya berada di antara orbit Mars
dan Jupiter. Ahli astronomi menyebutnya sebagai sabuk asteroid. Namun pada
kenyataannya, sebagian asteroid ada yang mengorbit di luar sabuk. Salah satu
asteroid, Hidalgo, pernah berada pada posisi yang lebih dekat dengan Matahari
dibandingkan Merkurius. Asteroid Hermes kadang mendekati orbit Bumi dengan
jarak 320.000 km –jarak yang lebih dekat daripada jarak Bumi ke Bulan.
e.
Meteor
Meteor adalah benda langit yang masuk ke dalam
wilayah atmosfer bumi yang mengakibatkan terjadinya gesekan permukaan meteor
dengan udara dalam kecepatan tinggi. Akibat adanya gesekan yang yang cepat
tersebut menimbulkan pijaran api dan cahaya yang dari kejauhan kita melihatnya
seperti bintang jatuh.
Meteor adalah penampakan jalur jatuhnya meteoroid ke atmosfer bumi, lazim disebut sebagai bintang jatuh. Penampakan tersebut disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh tekanan ram pada saat meteoroid memasuki atmosfer. Meteor yang sangat terang, lebih terang daripada penampakan Planet Venus, dapat disebut sebagai bolide. Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit. Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat membentuk impact crater.
Meteor adalah penampakan jalur jatuhnya meteoroid ke atmosfer bumi, lazim disebut sebagai bintang jatuh. Penampakan tersebut disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh tekanan ram pada saat meteoroid memasuki atmosfer. Meteor yang sangat terang, lebih terang daripada penampakan Planet Venus, dapat disebut sebagai bolide. Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit. Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat membentuk impact crater.
Selain
meteor, kita juga perlu tahu Pengertian Meteorit, Meteorit adalah benda-benda di luar angkasa dengan
kecepatan yang cepat. Jumlah meteorit di angkasa raya tidak terhitung karena
sangat banyak dengan berbagai bentuk, jenis, bahan kandungan, warna, sifat dan
sebagainya. Dan yang tidak kalah menarik terkait meteor adalah fenomena Hujan Meteor.
Hujan meteor adalah fenomena astronomi yang
terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar pada langit malam. Meteor ini
terjadi karena adanya serpihan benda luar angkasa yang dinamakan meteoroid,
yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi. Ukuran meteor umumnya
hanya sebesar sebutir pasir, dan hampir semuanya hancur sebelum mencapai
permukaan Bumi. Serpihan yang mencapai permukaan Bumi disebut meteorit. Hujan
meteor umumnya terjadi ketika Bumi melintasi dekat orbit sebuah komet dan
melalui serpihannya.
f.
Materi
Antar Planet
Medium
antar planet terdiri dari debu dan gas. debu antar planet merupakan distribusi
yang jarang dari mikrometeorit yang mengitari atata surya. Namun terdapat pula
distribusi gas disekitar sistem tata surya. Fakta adanya gas antar planet
datang dari penyelidikan luar angkasa dengan peralatan canggihnya mencatat
gerakan atom dan partikel yang bergerak dengan cepat. Gas antar planet terdiri
dari ion dan elektron yang dipancarkan matahari ke luar angkasa. Liran ini
dikenal dengan sebutan angin solar.
3.
Bumi
Jari –
jari bumi jika diukur dari garis khatulistiwa menuju pusat bumi, kira – kira
sepanjang 6.378 km dan jika diukur dari pusat bumi menuju kutub utara dan kutub
selatan kira – kira sepanjang 6.360 Km. Karena bumi tidak berbentuk bulat
tegak, melainkan memiliki kedua kutub yang agak miring sehingga membentuk bola
oval yang garis khatulistiwanya sedikit menonjol, pengukuran dilakukan dari garis
katulistiwa dan pusat bumi. Permukaan bumi kira – kira sebesar 1 juta Km2,
dan beratnya lebih besar lagi, yaitu mencapai puluhan ribu kali lipat dari 597
ton.“Bumi adalah planet berlangit biru”. Ini adalah perkataan yang diucapkan
oleh Gagarin, astronot pertama yang menaiki pesawat luar angkasa Vostok 1,
setelah berhasil mengelilingi bumi sebanyak 1 kali putaran pada tanggal 12
april 1961. Bumi terlihat berwarna biru karena saat menerima pancaran dari
sinar matahari, sinar akan mendapat pengaruh dari molekul atmosfer sehingga
terpencar. Salah satunya yaitu sinar yang berwarna biru, mendapat pengaruh yang
paling hebat dan kuat sehingga bumi terlihat berwarna biru.
Bumi
terbentuk kira – kira 4,5 miliar tahun lalu. Dan permukaan bumi ,yaitu yang
berupa kulit bumi,baru melewati 600 juta tahun lamanya. Masa terbentuknya kulit
Bumi hingga saat ini kita sebut sebagai “Masa geologi” yang terbagi dalam
beberapa masa:
1. Massa Protozokium
Dimulai dari Bumi baru terbentuk
sampai dengan 550 juta tahun lalu
2. Masa Paleozoikum
Dimulai dari 550 juta tahun lalu
sampai dengan 250 juta tahun lalu
3. Masa mesozoikum
Dimulai dari 250 juta tahun lalu
sampai dengan 65 juta tahun lalu
4. Masa kenozoikum
Dimulai dari 65 juta tahun lalu
sampai dengan sekarang
Bumi
berputar mengelilingi matahari karena antara bumi dan Matahari memiliki gaya
tarik–menarik. Gaya inilah yang membuat planet – planet lain juga berputar
mengelilingi matahari, dan membuat satelit berputar mengelilingi planet. Kita
menyebut gaya ini sebagai gaya gravitasi. Orang yang pertama
kali menemukan gaya gravitasi adalah ilmuwan bernama Newton. Jika di sekitar matahari hanya ada bumi, maka gerak
revolusi dan rotasi bumi akan berbentuk bulat. Namun karena bumi juga
mendapatkan gaya gravitasi dari planet lain, pergerakan bumi menjadi bentuk
oval.
4.
Lapisan Bumi dan Manfaatnya
Bumi
telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet
dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak
bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370
km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis
mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur,
lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1.
Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar
(permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan
batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat
tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai
1.100oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman
100 km dinamakan litosfer.
2.
Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang
terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan
merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai
3.000oC.
3.
Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair,
dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat
pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar
dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri
atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200oC. inti dalam merupakan
pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini
terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500oC.
A. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara
menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer
terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta
perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara,
sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam
atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin.
Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi
memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di
muka bumi. Fungsi atmosfer antara lain :
- Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.
- Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi
- Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.
- Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.
a.
Troposfer
Lapisan
ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi sampai
pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 – 19 km pada daerah ekuator. Pada
lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap
kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5oC. Lapisan ini
dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan
langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis
mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim
berlangsung pada lapisan troposfer.
Troposfer
terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1. Lapisan Udara Dasar
Tebal
lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam
lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman,
ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah
yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga
jasad hidup di dalam tanah.
2. Lapisan Udara Bawah
Lapisan
udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag,
planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung
berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.
3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan
Mendatar)
Lapisan
ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 – 8
km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan
tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu
yang berubah-ubah.
4. Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan
lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 – 12
km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang
paling rendah, yakni antara – 46 o C sampai – 80o C pada musim panas dan antara
– 57 o C sampai – 83 o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada
tropopouse inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan
atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum
mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair
(hujan) dan padat (salju, hujan es).
b.
Stratosfer
Merupakan
bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada ketinggian 50
– 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan troposfer
dan ionosfer.
Ciri
penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna
untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai
permukaan bumi.
c.
Mesosfer
Mesosfer
terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan ini
akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik,
tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75 km. Suhu terendah
terukur pada ketinggian antara 80 – 100 km yang merupakan batas dengan lapisan
atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara lapisan
mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah – 110o C .
d.
Termosfer
Berada di
atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar
650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini
sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi
oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer
lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada
lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya
ketinggian.
e.
Ekosfer atau atmosfer luar
Merupakan
lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas
atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah
batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk
ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner
yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.
Ozon
adalah zat oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik yang kuat
juga. Ozon biasanya digunakan untuk mensterilkan air isi ulang, serta dapat
juga digunakan untuk menghilangkan warna dan bau yang tidak enak pada air.
Ozon
terbentuk secara alamiah di stratosfer. Pembentukan dan perusakan ozon di
stratosfer merupakan mekanisme perlindungan bumi dari sinar UV dari matahari.
Di troposfer ozon terbentuk melalui reaksi fotokimia pada berbagai zat pencemar
udara.
5. Teori
Terbentuknya Bumi
1)
Teori
Apungan benua (Wegener)
Semua daratan berasal dari satu benua besar yang
disebut pangea. Asumsinya didasari oleh:
a. Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur
pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat
Eropa dan Afrika.
b. Bentangan-bentangan
samudra dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.
c. Batas
Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin menyempit
dan makin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menimbulkan lipatan Pegunungan
Himalaya.
d. Green
land semakin mendekat ke Amerika Utara
2)
Teori
Kontraksi
Bumi
telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat lama. massa yang
sangat panas bertemu dengan udara dingin membuatnya mengerut. Zat yang
berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama antara 1 tempat dan tempat
lain (James Dana dan Elie Baumant)
3)
Teori
Laurasia-Gondwana
Muka
bumi selalu mengalami perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus
berlangsung hingga kini, ditunjukan dengan adanya pergeseran daratan (benua).
Jika dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua2 di muka bumi pernah
berkumpul menyatu, menjadi sbuah benua besar (supercontinent) brnama Laurasia
di utara, dan Gondwana di selatan. Kedua benua ini secara perlahan-lahan
bergerak ke arah ekuator. Rotasi bumi membuat sebagian benua terakumulasi di
daerah ekuator dan bumi barat. PAda perkembangannya, benua ini pecah dan
memisah saling menjauh. Dan membentuk kondisi seperti sekarang ini (5
benua).(Eduard Suess)
4)
Teori
lempeng tektonik
Teori ini adalah yang paling masuk akal dan diterima
diseluruh dunia oleh ahli geologi. Kerak bumi dan lapisan litosfer mengapung
diatas astenosfer, sehinga dianggap satu daerah yang saling berhubungan karena
adanya aliran konveksi yang keluar di bagian tengah dasar samudra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar