Sabtu, 11 Mei 2013

EKOLOGI DAN KAITANNYA DENGAN ILMU LAIN



1.    Sejarah Ekologi
Dalam pandangan historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini disebabkan karena perkembangannya yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan filosof lainnya, merupakan naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi, meskipun tidak menggunakan nama ekologi. Baru pada abad ke-16 dan 17 ayang timbul dari natural history yang kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang sistematik, analitik, dan obyektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan yaitu EKOLOGI. Nama tersebut baru dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.
Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah menyumbang kepada pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak digunakan. Misalnya: Anton van Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop perintis dari awal tahun 1700 juga mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan” dan “pengaturan populasi”, dua bidang penting dalam ekologi mutakhir.
Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan berkembang terus dengan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

2.    Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani 'oikos' (rumah atau tempat hidup) dan 'logos' yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya.  Menurut (Indriyanto, 2006) ekologi adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Dapat juga di definisikan bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh pengaruh faktor lingkungan terhadapa makhluk hidup. Bahkan menurut Irwan (2007) ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya dan mengapa mereka ada di tempat tersebut.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

2.1  Arah Ekologi
Pada dasarnya ekologi adalah ilmu dasar yang tidak mempraktekkan sesuatu. Ekologi adalah ilmu tempat mempertanyakan dan menyelidik. Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai hal sebagai berikut:
1.    Bagaimana alam bekerja.
2.    Bagaimana suatu spesies beradaptasi dalam habitatnya.
3.    Apa yang mereka perlakukan dari habitatnya itu untuk dapat dimanfaatkan guna melangsungkan kehidupan.
4.    Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara dan energy.
5.    Bagaimana mereke aberinteraksi dengan spesies lainnya.
6.    Bagaimana individu-individu dalam spesie lainnya.
7.    Bagaimana keindahan ekosistem tercipta.

2.2  Pembagian Ekologi
Berdasarkan atas komposisi jenis organisme yang dikaji maka Ekologi dapat dibagi menjadi:
1.    Autekologi, membahas pengkajian individu organisme atau individu spesies yang penekanannya pada sejarah-sejarah hidup dan kelakuan dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Misalnya, mempelajari sejarah hidup suatu spesies, perilaku maupun adaptasinya terhadap lingkungan.
2.    Sinekologi, membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme sebagai satuan. Misalnya, mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, atau taman nasional.
Berdasarkan atas habitat suatu spesies atau kelompok spseie organisme maka ekologi dapat digolongkan sebagai berikut:
1.    Ekologi daratan (terestrial), yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua wilayah daratan tegalan, kebun, ladang, hutan lahan kering, padang rumput, atau gurun.
2.    Ekologi air tawar (freshwater), yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan tawar. Contoh wilayah perairan tawar adalah danau, sungai, kolam, sumur, rawa atau sawah.
3.    Ekologi bahari, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan asin atau lautan
4.    Ekologi estuarin, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponenlingkungan yang ada di wilayah perairan payau. Contoh wilayah perairan payau adalah muara sungai, teluk dan laguna.
5.    Ekologi hutan, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di ekosistem hutan.
6.    Ekologi padang rumput, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di ekosistem padang rumput.
Berdasarkan taksonomi atau sistematikanya, ekologi dibedakan menjadi:
1.    Ekologi tumbuhan
2.    Ekologi serangga
3.    Ekologi burung
4.    Ekologi vertebrata
5.    Ekologi mikroba

3.    Kaitan Ekologi dengan Ilmu Lain
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir semua ilmu-ilmu lainnya. Guna memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalnnya harus dipandang dalam hubungan antara organism dan lingkungan, semua bidang ilmu yang dapat menerangkan tentang komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sanagt diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energy, kenaikkan suhu bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya, hal ini berarti juga harus berbicara mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi dan lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungannya ekologi dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus memahami ekologi dan jika tidak berlebihan dapat dikatakan bahwa ekologi merupakan ilmu dasar dari semua cabang ilmu yang ada. Ekologi merupakan salah satu cabang biologi dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Ruang lingkup ekologi dapat dilihat pada gambar spectrum biologi.
Ekologi memperhatikan secara luas sebelah kanan dari spectrum tersebut, yaitu tingkat-tingkat system setelah atau di atas tingkat-tingkat organism. Didalam ekologi populasi dinyatakan sebagi golongan-golongan individu-individu dari setiap spesies organisme. Sedangkan komubitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagi system ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas ditunjukkan pada spectrum yang dimaksud.
Interaksi dengan lingkungan sisik (energy dan mineral) pada setiap tingkat menghasilkan system-sistem fungsional yang khas. Di mana system itu mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari berbagai komponen yang secara teratur berinterakk si satu  sama lain dan saling ketergantungan serta membentuk satu kesatuan secara keseluruhan. Agar mudah di mangerti hubungan organisme dan lingkungannya, semua bidang ilmu yang dapat menerangkan setiap makhluk hidup  dan lingkungan sangat di perlukan. Penyebaran, adptasi dan aspek aspek fungsi organisme dari komunitas  banyak dipelajari dalam ekologi dan erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti teksonomi morfologai, fisiologi, genetika. Sedangkan klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan fisika dan biologi sangat diperlukan  bagi seorang ahli ekologi untukdapat mengungkapkan hubungan antara lingkungan dan dunia lingkungan.
Kemajuan teknologi sekarang memungkinkan penelitiaan ekologi secara kuantitatif dari ekosistem yang besar dan kompleks. Dengan model matematika serta pengolahan secara computer maka akan dapat diramal apa yang akan terjadi bila sesuatu parameter dalam model itu diubah dan ini menimbulkan bidang baru yang dikenal sebagai ekologi stetistik dan ekologi sistem (model-model ekosistem). Kalau direnungkan kemajuan teknologi dapat dikatakan merupakan pedang bermata dua yang dapat digunakan untuk menghancurkannya. Oleh karena itu agar teknologi yang ditemukan manusia itu, bermanfaat ubtuk kesejahteraan manusia, maka manusia sebagai insan peemakai harus mmpertimbangkan prinsip-prinsip ekologi.
3.1     Kaitan Ekologi dengan Biologi
Penyebaran adaptasi  dan aspek-aspek fungsi organisme dari komunitas banyak dipelajari dalam ekologi dan erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti taksonomi misalnya untuk mengetahui spesies pohon dan tetumbuhan lainnya dalam hutan dibutuhkan sifat generatif yang berdasar pada sifat-sifat bunga dan buah. Untuk pengenalan spesies tumbuhan tersebut diperlukan buku-buku praktis mengenai flora dan pengenalan spesie pohon. Begitupun dalam ilmu genetika, seperi yang kita tahu bahwa ilmu genetika mempunyai peranan besar dalam memahami pertumbuhan dan perkembangan  makhluk hidup. Pengaruh genetik dari tumbuhan atau hewan yang satu terhadap tumbuhan lainnya dapat diketahui dengan ilmu genetika. Apabila dua atau lebih tumbuhan yang hidup berdekatan akan menyebabkan terjadinya perkawainan silang atau hibridisasi di antara mereka. Akibat perkawinan silang ini akan muncul keturunan baru yang memiliki sifat hampir sama dengan kedua induknya. Untuk itu, pengetahuan tentang genetika diperlukan untuk mengenal sifat-sifat berbagai spesies tumbuhan dan makhluk hidup yang lain termasuk sifat-sifat ekologinya.

3.2     Kaitan Ekologi dengan Ilmu Tanah
Kesuburan tanah mempengaruhi keadaan tumbuh-tumbuhan yang tumbh di atasnya. Kesuburan tanah akan berpengaruh terhadap tipe vegetasi yang terbentuk serta berpengaruh terhadap keproduktifan hutan. Oleh karena itu, tanah merupakan salah satu faktor pembatas alam dan mempengaruhi pertumbuhan semua spesies tumbuhan, struktur dan komposisi vegetasi sehingga  bisa memberikan pengaruh pada tipe hutan.

3.3     Kaitan Ekologi dengan Ilmu Iklim (Klimatologi)
Dari segi ilmu iklim atau klimatologi, pengaruhnya terhadap kehidupan tetumbuhan sangat nyata, terlebih lagi iklim mikro di suatu tempat yang bergantung kepada keadaan topografi dan kondisi atmosfer karena kondisi atmosfer juga ikut menentukan sifat iklim setempat dan regional. Adanya perbedaan iklim akan menimbulkan variasi dalam komunitas hutan.

3.4     Kaitan Ekologi dengan Ekonomi
Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:
·  Lynn Margulis mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia membuat kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap binatang lainnya membuat kehidupan.
·  Mike Nickerson mengatakan bahwa “ekonomi tiga perlima ekologi” sejak ekosistem menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi menganggap dilakukan “untuk bebas”.
Ekonomi ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan pertanyaan ekonomi dengan lainnya, namun susah. Banyak orang berpikir ekonomi baru saja menjadi bagian ekologi, dan ekonomi mengabaikannya salah. “Modal alam” ialah 1 contoh 1 teori yang menggabungkan 2 hal itu.

3.5     Kaitan Ekologi dengan Antropologi
Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak metode buat mempelajari satu hal yang yang kita tak bisa tinggal tanpa itu. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita are dipengaruhi lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.
Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi — masalah subyek-obyek. Namun dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya jelas jika kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama. Dengan baik ditetapkan Antoine de Saint-Exupery: “Bumi mengajarkan kita lebih banyak tentang diri kita daripada seluruh buku. Karena itu menolak kita. Manusia menemukan dirinya sendiri saat ia membandingkan dirinya terhadap hambatan.”

SUMBER :
Irwan, Z. D. (2007). Prinsip-prinsip ekologi : ekosistem, lingkungan, dan pelestariannya. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar