1.
Sejarah
Ekologi
Dalam pandangan
historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini disebabkan karena perkembangannya
yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan filosof lainnya,
merupakan naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi,
meskipun tidak menggunakan nama ekologi. Baru pada abad ke-16 dan 17 ayang
timbul dari natural history yang kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang
sistematik, analitik, dan obyektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan
yaitu EKOLOGI. Nama tersebut baru dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman
yang bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.
Sebelum itu,
banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah menyumbang kepada
pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak digunakan. Misalnya: Anton
van Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop perintis dari awal
tahun 1700 juga mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan” dan “pengaturan
populasi”, dua bidang penting dalam ekologi mutakhir.
Sekitar tahun
1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan berkembang terus dengan
cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap masalah lingkungan dalam
mengadakan dan memelihara mutu manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang
mendasarinya dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
2.
Pengertian
Ekologi
Ekologi berasal
dari bahasa Yunani 'oikos' (rumah atau tempat hidup) dan 'logos' yang berarti
ilmu. Secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme
atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Menurut (Indriyanto,
2006) ekologi adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara organisme dengan
lingkungannya. Dapat juga di definisikan bahwa ekologi adalah ilmu yang
mempelajari pengaruh pengaruh faktor lingkungan terhadapa makhluk hidup. Bahkan
menurut Irwan (2007) ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari
hubungan antara tumbuhan, binatang dan manusia dengan lingkungannya di mana
mereka hidup, bagaimana kehidupannya dan mengapa mereka ada di tempat tersebut.
Pembahasan
ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu,
air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk
hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi
dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang
menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
2.1 Arah Ekologi
Pada
dasarnya ekologi adalah ilmu dasar yang tidak mempraktekkan sesuatu. Ekologi
adalah ilmu tempat mempertanyakan dan menyelidik. Seseorang yang belajar
ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai hal sebagai berikut:
1.
Bagaimana alam bekerja.
2.
Bagaimana suatu spesies beradaptasi
dalam habitatnya.
3.
Apa yang mereka perlakukan dari
habitatnya itu untuk dapat dimanfaatkan guna melangsungkan kehidupan.
4.
Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya
akan unsur hara dan energy.
5.
Bagaimana mereke aberinteraksi dengan
spesies lainnya.
6.
Bagaimana individu-individu dalam spesie
lainnya.
7.
Bagaimana keindahan ekosistem tercipta.
2.2 Pembagian Ekologi
Berdasarkan
atas komposisi jenis organisme yang dikaji maka Ekologi dapat dibagi menjadi:
1.
Autekologi, membahas pengkajian individu
organisme atau individu spesies yang penekanannya pada sejarah-sejarah hidup
dan kelakuan dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Misalnya, mempelajari
sejarah hidup suatu spesies, perilaku maupun adaptasinya terhadap lingkungan.
2.
Sinekologi, membahas pengkajian golongan
atau kumpulan organisme-organisme sebagai satuan. Misalnya, mempelajari
struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, mempelajari pola
distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, atau taman nasional.
Berdasarkan
atas habitat suatu spesies atau kelompok spseie organisme maka ekologi dapat
digolongkan sebagai berikut:
1.
Ekologi daratan (terestrial), yaitu
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya
serta dengan semua wilayah daratan tegalan, kebun, ladang, hutan lahan kering,
padang rumput, atau gurun.
2.
Ekologi air tawar (freshwater),
yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme lainnya serta dengan
semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan tawar. Contoh wilayah
perairan tawar adalah danau, sungai, kolam, sumur, rawa atau sawah.
3.
Ekologi bahari, yaitu mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan
semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan asin atau lautan
4.
Ekologi estuarin, yaitu mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan
semua komponenlingkungan yang ada di wilayah perairan payau. Contoh wilayah
perairan payau adalah muara sungai, teluk dan laguna.
5.
Ekologi hutan, yaitu mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan
semua komponen lingkungan yang ada di ekosistem hutan.
6.
Ekologi padang rumput, yaitu mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan
semua komponen lingkungan yang ada di ekosistem padang rumput.
Berdasarkan
taksonomi atau sistematikanya, ekologi dibedakan menjadi:
1.
Ekologi tumbuhan
2.
Ekologi serangga
3.
Ekologi burung
4.
Ekologi vertebrata
5.
Ekologi mikroba
3. Kaitan Ekologi dengan Ilmu Lain
Ekologi mempunyai perkembangan yang
berangsur-angsur. Dari perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi
mempunyai hubungan dengan hampir semua ilmu-ilmu lainnya. Guna memahami ruang
lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalnnya harus dipandang dalam hubungan
antara organism dan lingkungan, semua bidang ilmu yang dapat menerangkan
tentang komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sanagt diperlukan.
Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk, masalah
makanan, penggunaan energy, kenaikkan suhu bumi karena efek rumah kaca atau
pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya, hal ini berarti juga harus
berbicara mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi,
klimatologi dan lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa
hubungannya ekologi dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa
bahwa semua orang harus memahami ekologi dan jika tidak berlebihan dapat
dikatakan bahwa ekologi merupakan ilmu dasar dari semua cabang ilmu yang ada.
Ekologi merupakan salah satu cabang biologi dan mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas. Ruang lingkup ekologi dapat dilihat pada gambar spectrum biologi.
Ekologi memperhatikan secara luas
sebelah kanan dari spectrum tersebut, yaitu tingkat-tingkat system setelah atau
di atas tingkat-tingkat organism. Didalam ekologi populasi dinyatakan sebagi
golongan-golongan individu-individu dari setiap spesies organisme. Sedangkan
komubitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki daerah tertentu.
Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagi system
ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah
yang jelas ditunjukkan pada spectrum yang dimaksud.
Interaksi dengan lingkungan sisik
(energy dan mineral) pada setiap tingkat menghasilkan system-sistem fungsional
yang khas. Di mana system itu mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari
berbagai komponen yang secara teratur berinterakk si satu sama lain dan saling ketergantungan serta
membentuk satu kesatuan secara keseluruhan. Agar mudah di mangerti hubungan
organisme dan lingkungannya, semua bidang ilmu yang dapat menerangkan setiap
makhluk hidup dan lingkungan sangat di
perlukan. Penyebaran, adptasi dan aspek aspek fungsi organisme dari komunitas banyak dipelajari dalam ekologi dan erat
hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti teksonomi morfologai,
fisiologi, genetika. Sedangkan klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika
memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan fisika dan
biologi sangat diperlukan bagi seorang
ahli ekologi untukdapat mengungkapkan hubungan antara lingkungan dan dunia
lingkungan.
Kemajuan teknologi sekarang
memungkinkan penelitiaan ekologi secara kuantitatif dari ekosistem yang besar
dan kompleks. Dengan model matematika serta pengolahan secara computer maka
akan dapat diramal apa yang akan terjadi bila sesuatu parameter dalam model itu
diubah dan ini menimbulkan bidang baru yang dikenal sebagai ekologi stetistik
dan ekologi sistem (model-model ekosistem). Kalau direnungkan kemajuan
teknologi dapat dikatakan merupakan pedang bermata dua yang dapat digunakan
untuk menghancurkannya. Oleh karena itu agar teknologi yang ditemukan manusia
itu, bermanfaat ubtuk kesejahteraan manusia, maka manusia sebagai insan
peemakai harus mmpertimbangkan prinsip-prinsip ekologi.
3.1
Kaitan Ekologi dengan Biologi
Penyebaran adaptasi dan aspek-aspek fungsi organisme
dari komunitas banyak dipelajari dalam ekologi dan erat hubungannya dengan
ilmu-ilmu biologi lainnya seperti taksonomi misalnya untuk mengetahui spesies
pohon dan tetumbuhan lainnya dalam hutan dibutuhkan sifat generatif yang
berdasar pada sifat-sifat bunga dan buah. Untuk pengenalan spesies tumbuhan tersebut
diperlukan buku-buku praktis mengenai flora dan pengenalan spesie pohon.
Begitupun dalam ilmu genetika, seperi yang kita tahu bahwa ilmu genetika
mempunyai peranan besar dalam memahami pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Pengaruh genetik dari tumbuhan atau hewan yang satu terhadap
tumbuhan lainnya dapat diketahui dengan ilmu genetika. Apabila dua atau lebih
tumbuhan yang hidup berdekatan akan menyebabkan terjadinya perkawainan silang
atau hibridisasi di antara mereka. Akibat perkawinan silang ini akan muncul
keturunan baru yang memiliki sifat hampir sama dengan kedua induknya. Untuk
itu, pengetahuan tentang genetika diperlukan untuk mengenal sifat-sifat
berbagai spesies tumbuhan dan makhluk hidup yang lain termasuk sifat-sifat
ekologinya.
3.2
Kaitan Ekologi dengan Ilmu Tanah
Kesuburan tanah mempengaruhi keadaan tumbuh-tumbuhan yang
tumbh di atasnya. Kesuburan tanah akan berpengaruh terhadap tipe vegetasi yang
terbentuk serta berpengaruh terhadap keproduktifan hutan. Oleh karena itu,
tanah merupakan salah satu faktor pembatas alam dan mempengaruhi pertumbuhan
semua spesies tumbuhan, struktur dan komposisi vegetasi sehingga bisa
memberikan pengaruh pada tipe hutan.
3.3
Kaitan Ekologi dengan Ilmu Iklim (Klimatologi)
Dari segi ilmu iklim atau klimatologi, pengaruhnya terhadap
kehidupan tetumbuhan sangat nyata, terlebih lagi iklim mikro di suatu tempat
yang bergantung kepada keadaan topografi dan kondisi atmosfer karena kondisi
atmosfer juga ikut menentukan sifat iklim setempat dan regional. Adanya
perbedaan iklim akan menimbulkan variasi dalam komunitas hutan.
3.4
Kaitan Ekologi dengan Ekonomi
Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:
· Lynn Margulis mengatakan bahwa studi
ekonomi bagaimana manusia membuat kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap
binatang lainnya membuat kehidupan.
· Mike Nickerson mengatakan bahwa
“ekonomi tiga perlima ekologi” sejak ekosistem menciptakan sumber dan membuang
sampah, yang mana ekonomi menganggap dilakukan “untuk bebas”.
Ekonomi ekologi dan teori
perkembangan manusia mencoba memisahkan pertanyaan ekonomi dengan lainnya,
namun susah. Banyak orang berpikir ekonomi baru saja menjadi bagian ekologi,
dan ekonomi mengabaikannya salah. “Modal alam” ialah 1 contoh 1 teori yang
menggabungkan 2 hal itu.
3.5
Kaitan Ekologi dengan Antropologi
Terkadang
ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak
metode buat mempelajari satu hal yang yang kita tak bisa tinggal tanpa itu.
Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita are dipengaruhi
lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi
tubuh dan pikiran kita.
Beberapa orang
berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik bersikeras
meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi — masalah subyek-obyek.
Namun dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya jelas jika
kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama. Dengan baik
ditetapkan Antoine de Saint-Exupery: “Bumi mengajarkan kita lebih banyak
tentang diri kita daripada seluruh buku. Karena itu menolak kita. Manusia
menemukan dirinya sendiri saat ia membandingkan dirinya terhadap hambatan.”
SUMBER :
Irwan, Z. D.
(2007). Prinsip-prinsip ekologi : ekosistem, lingkungan, dan pelestariannya.
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar